TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG GIGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Upaya kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,
pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan gigi termasuk
pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya anak SD yang masih belum
banyak memiliki pengetahuan yang luas terutama tentang kesehatan gigi dan
mulut. Usaha pemerintah dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan
orang-orang yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan aturan
yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi (Kesehatan Gigi dan
Mulut. 2010).
Kesehatan gigi adalah bagian
integral dari kesehatan umum, sehingga perlu bagi kesehatan gigi untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kesehatan pada
umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan
mulut (Notoatmodjo cit Fankari, 2004). Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya
pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat
tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang
dewasa. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan salah satu
faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman , yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi (Kesehatan Gigi dan Mulut,
1989: 132). Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak
makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Penyebab dan Gejala Timbulnya
Karies Gigi. 2010). Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi
kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-hari. Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta menjaga kebersihannya
karena mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman saja, tetapi
mulut juga bisa menjadi pintu masuknya mikroorganisme yang dapat menyebabkan
kerusakan pada gigi.
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada anak usia sekolah perlu
mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses
tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab timbulnya masalah kesehatan
gigi dan mulut pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya
pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Berdasarkan dari
uraian diatas maka peneliti akan meneliti bagaimana tingkat pengetahuan siswa
kelas III, IV, dan V di SDN 3 Teupin Raya Kec. Glumpang Tiga Pidie tentang
kesehatan gigi dan mulut.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada
anak kelas III, IV, dan V di SDN 3 Teupin Raya Kec. Glumpang Tiga Pidie?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak kelas III, IV, dan V di SDN
3 Teupin Raya Kec. Glumpang Tiga Pidie.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang cara menyikat gigi.
3.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang menjaga gigi agar sehat.
4.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang makanan yang dapat merusak gigi.
5.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang pencegahan gigi berlubang dan gusi berdarah.
6.
Mengidentifikasi
pengetahuan tentang akibat tidak merawat gigi dan mulut.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
Sekolah Dasar
Memberikan imformasi kepada siswa
dan menambah tingkat pengetahuan siswa tersebut tentang kesehatan gigi dan
mulut. Sehingga siswa sendiri menyadari akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut dan mengubah berbagai perilaku yang kurang baik.
1.4.2 Bagi Tempat
Penelitian
Memberikan imformasi kepada guru,
siswa bersangkutan dan pihak terkait mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga
perlu ditingkatkan lagi kegiatan UKS yang ada di SDN 3 Teupin Raya Kec.
Glumpang Tiga Pidie.
1.4.3 Bagi Petugas
Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga
kesehatan dan diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan yang ada di
Tanjung Riu serta ikut berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan siswa
tentang kesehatan gigi dan mulut dan sebagai bahan untuk memperkuat teori
tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diperhatikan lagi.
1.4.4 Bagi Stikes Eka Harap
Penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan tambahan materi bacaan khususnya yang berkenaan dengan bidang
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, dan dapat digunakan sebagai bahan
pertandingan jika suatu saat dilakukan penelitian tentang hal yang sama, serta
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
1.4.5 Bagi
Peneliti/Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini dapat
digunakan untuk mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kuliah
dengan keadaan sesungguhnya dilapangan.
BAB 3
METODE
PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk
rancangan yang di gunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Alimul Aziz,
2008: 25).
Penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data factual daripada penyimpulan (Nursalam, 2008 : 80).
Desain penelitian deskfriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripisi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
2002 : 138).
Dalam penelitian ini rancang bangun
yang dipakai adalah deskriptif. Dalam penelitian ini akan menggambarkan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak kelas III, IV, dan V di
SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.2
Kerangka Kerja
27
|
Kerangka
kerja merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian yaitu menyusun
kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antarvariabel baik variable yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam,
2009:55).
Populasi
Seluruh anak SD kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung
Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas
|
Sampel anak SD sebanyak 30 orang
|
Teknik sampling dengan nonprobability sampling
|
Pengumpulan Data menggunakan wawancara dengan
kuisioner
|
Data ditabulasi
|
Analisis data secara deskriptif
|
Penyajian data
|
Simpulan dan saran
|
Gambar 3.1 Kerangka Kerja
Penelitian Tingkat Pengetahuan anak SD tentang kesehatan Gigi dan Mulut.
3.3
Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel
merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-variabel yang
ada dalam penelitian seperti variabel independen, dependen, moderator, control,
dan intervening (Hidayat, 2008 : 34)
Variabel independen merupakan
variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
(dependen). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas
dalam memengaruhi variabel lain (Hidayat, 2008:35).
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel bebas yaitu pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
3.4 Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi
berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut
(Nursalam 2009:101).
Definisi operasional adalah
mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang
diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi
operasional ditentukan oleh parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat
pengetahuan anak SD tentang kesehatan gigi dan mulut
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Parameter
|
Alat Ukur
|
Skala
|
Skor
|
Tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
|
Adalah
kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami materi gigi yang sehat dan mulut
yang sehat
|
- Pengertian
kesehatan gigi dan mulut
- Cara
menyikat gigi
- Bagaimana menjaga gigi agar tetap
sehat
- Makanan
yang dapat merusak gigi
- Pencegahan
gigi berlubang
- Akibat
dari tidak merawat gigi
|
Wawancara
Kuesioner
|
Ordinal
|
Baik:
Nilai = 76-100%
Cukup:
Nilai =
56-75%
Kurang:
Nilai = ≤55%
|
3.5
Populasi, Sampel dan Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah
subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2009:89). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
III, IV, danV di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
1.
Populasi
Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling yang akan
menjadi sasaran akhir penelitian. Pada penelitian ini populasi target yaitu
anak SD kelas III, IV, dan V.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi
kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari
kelompoknya. Pada penelitian ini populasi terjangkau yaitu semua siswa kelas
III, IV, dan V yang berjumlah 30 orang yang diharapkan dapat mewakili semua
siswa yang ada di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.5.2
Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi
terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling
( Nursalam, 2009: 94).
Besar sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini sejumlah 30 siswa (total sampel) yang data diperoleh
dari buku induk siswa kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun
Kabupaten Gunung Mas dan sesuai dengan standar target sampel yang diinginkan
sehingga tidak perlu menggunakan rumus untuk menghitung besarnya sampel.
3.5.3 Sampling
Sampling adalah cara atau teknik
untuk menentukan sampel (Wasis 2008:47).
Sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Sample diambil menggunakan
teknik ‘nonprobability sampling’ tertentu untuk bisa memenuhi atau
mewakili populasi dengan cara accidental sampling (consecutive sampling),
yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga
jumlah klien yang diperlukan terpenuhi (Nursalam 2009:94).
3.5.4
Kriteria
Sampel
1. Kriteria
inklusi
Adalah karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan
diteliti (Nursalam, 2009: 92). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya, yaitu :
1). Anak SD kelas III, IV,
dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas yang bersedia
untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan peserta penelitian.
2). Tidak ada kelainan jiwa
3). Tidak buta huruf atau
bisa membaca
2. Kriteria eksklusi
Adalah menghilangkan/
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2009: 92). Dalam
penelitian ini kriteria eklusinya, yaitu :
1). Tidak bersedia untuk diteliti
2). Anak yang tidak kooperatif
3.6 Pengumpulan
Data dan Analisa Data
3.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di
SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai
Juli 2010.
3.6.3
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu
dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat
ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket,
observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2008 : 36).
Dalam penelitian ini digunakan alat
ukur berupa angket/kuesioner yang merupakan alat ukur berupa angket atau
kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden
jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008 : 36). Bila subjek buta
huruf, lanjut usia, dan sebjek kesulitan membaca yang lain, pertanyaan dapat
diajukan secara langsung kepada subjek atau disampaikan secara lisan oleh
peneliti dari pertanyaan yang sudah tertulis (Nursalam, 2008 : 109).
Jenis data yang dikumpulkan adalah :
3.6.1.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang
dikumpulkan melalui wawancara atau interview dan menggunakan kuesioner kepada
siswa kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung
Mas.
3.6.1.2 Data
Sekunder
Data sekunder yaitu data yang
didapat dari Pihak Sekolah SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas
tentang jumlah siswa kelas III, IV, dan V.
3.6.4 Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian
dilakukan pengolaan data sebagai berikut :
1. Pemberian kode (Coding)
adalah cara mengkode responden, pertanyaan – pertanyaan
dan segala hal yang dianggap perlu.
2. Scoring adalah menentukan
skor/nilai untuk setiap item pertanyaan, tentukan nilai terendah dan tertinggi,
tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing – masing kuesioner
3. Tabulasi data
Tabulasi
adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel pada tahap ini data
dianggap telah selesai diproses sehingga harus segera disusun kedalam suatu
format yang telah dirancang.
4. Analisis data
Analisis
pemberian skor dengan menggunakan skala ordinal, dimana jika responden memilih
jawaban benar diberi nilai 1, sedangkan jika jawaban responden salah diberi
nilai 0. Setelah jawaban terkumpul kemudian dinilai, dianalisa dan diprosentase
dengan rumus :
Keterangan:
N :
Nilai Pengetahuan
Sm: Skor tertinggi
maksimum
Sp : Skor yang didapat
Selanjutnya prosentase jawaban
diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut :
I.
Nilai =
76-100% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori
baik.
II.
Nilai =
56-75% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori
cukup.
III.
Nilai = ≤
55% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori kurang.
3.7 Keterbatasan
Keterbatasan yang akan dijumpai
peneliti selama proses pengumpulan data sangat bervariasi, yang menjadi
keterbatasan peneliti adalah:
3.7.1
Masalah Pada
Subjek
3.7.1.1 Keterbatasan
jumlah subjek
Peneliti mungkin menemui hambatan
karena jumlah subjek yang tersedia atau mereka menolak untuk menjadi peserta.
3.7.1.2 Subjek
mortality
Subjek setuju untuk menjadi
responden, akan tetapi salah dalam pengisian ataupun tidak lengkap, ataupun
subjek tidak ada ditempat pada waktu wawancara, atau tidak mengembalikan daftar
isian dari kuisioner atau terganggu kesehatannya sehingga dkeluarkan dari penelitian.
3.7.1.3 Subjek
sebagai objek
Peneliti pada tahap pengumpulan data
ini mungkin bersikap kurang sopan ataupun menakut-nakuti sehingga isian atau
jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan kehendak responden.
3.7.1.4 Pengaruh
dari luar
Semua jawaban dari subjek
dipengaruhi oleh orang disekitarnya.
3.7.2 Masalah Pada Peneliti
3.7.2.1 Interaksi
Peneliti kurang dapat melakukan
interaksi dengan baik kepada subjek, sehingga informasi yang diterima dari
subjek kurang akurat
3.7.2.2 Kurangnya ketrampilan
Kurangnya ketrampilan ataupun
pengalaman dalam pengumpulan data berdampak terhadap data yang dikumpulkan.
3.8
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini
peneliti mendapat rekomendasi dari pembimbing dan permintaan izin kepada Ka.
Prodi DIII Keperawatan STIKES EKA HARAP untuk melakukan penelitian di SDN
Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas. Setelah mendapatkan
persetujuan, barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang
meliputi:
3.8.1 Informed Consent
( Lembar Persetujuan )
Subjek harus mendapatkan informasi
secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak
untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.
3.8.2 Anonimity (tanpa
nama)
Subjek mempunyai hak untuk meminta
bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan. Untuk menjaga kerahasiaan
responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data,
cukup dengan memberi nomer pada masing-masing lembar tersebut.
3.8.1
Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin
oleh peneliti hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB
5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis mengenai tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas maka dapat
penulis simpulkan bahwa:
5.1.1
Data Umum
Data umum adalah data responden
berdasarkan kelas bahwa dari 30 responden, 11 responden (37%) kelas V, 9
responden (30%) kelas IV, dan 10 responden (33%) yang kelas III. Berdasarkan
usia bahwa dari 30 responden, 26 responden (87%) berusia 8-10 tahun , dan 4
responden (13%) berusia 11–12 tahun. Berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan banyaknya siswa laki-laki berjumlah 20 orang (67%) dan siswa
perempuan berjumlah 10 responden (33%). Berdasarkan imformasi bahwa 28
responden (93 %) pernah mendapatakan info tentang kesehatan gigi dan mulut, dan
2 responden (7 %) tidak pernah mendapatkan info tentang kesehatan gigi dan
mulut. Berdasarkan sumber imformasi bahwa dari 30 responden, 9 responden (30%)
sumber informasi dari pendidikan, 16 responden (54%) sumber informasi dari
TV/Radio, responden 3 (10%) sumber informasi dari penyuluhan, dan 2 responden
(6%) tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut.
61
|
5.1.2
Data Khusus
5.1.2.1 Pengetahuan
responden tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut yaitu kategori baik
sebanyak 6 responden (20%), kategori cukup yang sebanyak 9 responden
(30%), dan kategori kurang sebanyak 15 responden (50%). Jadi, pengetahuan siswa
tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut termasuk kurang.
5.1.2.2 Pengetahuan
responden tentang cara menyikat gigi yaitu kategori baik sebanyak 7 responden
(23%), kategori sebanyak 18 responden (60%), dan kategori kurang sebanyak 5
responden (17%). Jadi, pengetahuan siswa tentang cara menyikat gigi termasuk
cukup.
5.1.2.3 Pengetahuan
responden tentang menjaga gigi agar sehat yaitu kategori baik sebanyak 10
responden (33%), kategori cukup sebanyak 12 responden (40%), dan kategori
kurang sebanyak 8 responden (27%). Jadi, pengetahuan siswa tentang menjaga gigi
agar sehat termasuk cukup.
5.1.2.4 Pengetahuan
responden tentang makanan yang dapat merusak gigi yaitu kategori baik sebanyak
7 responden (23%), kategori cukup tidak ada (0%), dan kategori kurang sebanyak
23 responden (77%). Jadi, pengetahuan siswa tentang makanan yang merusak gigi
termasuk kurang.
5.1.2.5 Pengetahuan
responden tentang pencegahan gigi berlubang dan gusi berdarah yaitu kategori
baik sebanyak 8 responden (27%), kategori cukup sebanyak 10 responden (33%),
dan kategori kurang sebanyak 12 responden (40%). Jadi, pengetahuan siswa
tentang pencegahan gigi berlubang dan gusi berdarah termasuk kurang.
5.1.2.6 Psengetahuan
responden tentang akibat tidak merawat gigi dan mulut yaitu kategori baik
sebanyak 26 responden (87%), kategori cukup tidak ada (0%), dan kategori kurang
sebanyak 4 responden (13%). Jadi, pengetahuan siswa tentang makanan yang
merusak gigi termasuk baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpukan bahwa pembahasan tentang kesehatan gigi dan mulut mayoritas siswa
memiliki pengetahuan cukup yaitu 2 responden
(7%) yang memilik pengetahuan baik, 19 responden (63%) yang memiliki
pengetahuan cukup, dan 9 responden (30%) yang memiliki pengetahuan kurang
dan hampir seluruh responden pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut dan proses pengolahan data pada penelitian yang
dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan juli 2010 di SDN Tanjung Riu
Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas dengan 30 responden.
5.2
Saran
5.2.1
Bagi Tempat
penelitian
Hendaknya pihak sekolah lebih
meningkatkan pengetahuan siswa/i tentang kesehatan gigi dan mulut baik itu
melalui pembelajaran pada waktu jam sekolah dan penyuluhan, supaya siswa lebih
mengetahui pentingnya belajar tentang kesehatan gigi dan mulut dan siswa lebih
mengerti akibat dari kesehatan gigi dan mulut.
5.2.2 Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian di masa yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan mengenai
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut serta untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggali lebih dalam lagi
gambaran atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan anak SD tentang
kesehatan gigi dan mulut serta tentang keterampilan dan sikap anak dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : Agung seto
Nursalam Dan Pariani S. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Herijulianti, Eliza dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC
Notoatmodjo
S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,
S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
2006. Kesehatan
Gigi dan Mulut. http://bz.blogfam.com
(Diakses Mei
2010).
Scott C.
Litin, M. D. 2006. Panduan Kesehatan Keluarga. Ed. 1, Jakarta : Gramedia
Hidayat,
A . Aziz Alimul
. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan ilmiah Ed. 2. Jakarta :
Salemba